Terhambatnya Perijinan Casino di Crown Sidney – Perjudian memang menjadi salah satu hiburan yang sudah sangat umum di masyarakat. Ada banyak pemain judi yang bisa saja rutin bermain dan memasang taruhan. Baik mereka yang bermain ataupun tidak tentu sudah cukup mengenal tentang hiburan yang satu ini. Walau demikian, bukan berarti bahwa judi serta merta selalu mendapatkan akses mudah dalam perkembangannya. Industri judi memang bisa dibilang cukup kontroversial terkait perijinannya. Ada pemerintahan yang memberikan ijin dan melegalkan bisnis perjudian. Bahkan, ada yang memang memberikan dukungan karena pajak yang didapatkan pun besar. Namun, ada pula yang tidak melegalkan hiburan yang satu ini.
Terkadang, walau perjudian bisa memperoleh ijin, hal ini tidaklah selalu mudah. Hal yang sama juga dialami dalam pendirian dan pengembangan casino. Tempat judi yang satu ini memang menjadi pilihan utama bagi para pemain karena fasilitas dan aspek lainnya yang ditawarkan. Meski demikian, perijinan tentang pendirian dan pengembangan casino tidak selalu berjalan mulus. Ini pula yang dialami oleh Crown Sidney yang rencananya akan beroperasi di New South Wales. Resort ini akan mulai dibuka di akhir bulan Desember ini. resort yang memiliki bangunan yang cukup besar dan mencolok di Sidney ini sebenarnya memiliki casino yang sudah diagendakan untuk dibuka. Namun, pada pembukaannya pada 27 Desember nanti, semua layanan tersedia kecuali casino. Hal ini tidak lepas dari perijinan yang masih belum didapatkan.
Crown Sidney merupakan resort yang sangat megah. Nilai dari bangunan ini mencapai 1,6 miliar US Dollar. ILGA selaku pengelola yang bertanggung jawab atas resort yang ada di New South Wales telah memberikan lisensi atau ijin untuk beragam fasilitas dalam resort ini, mulai dari hotel, bar, hingga berbagai restoran yang ada di dalamnya. Namun, casino tidak termasuk dalam lisensi perijinan yang diberikan tersebut. Setidaknya, layanan untuk casino dan perjudian dalam resort ini masih harus menunggu hingga bulan Februari 2021 nanti. ILGA sendiri tidak akan mengijinkan beroperasinya casino di resort ini hingga pihak tersebut menerima rekomendasi terkait tanggapan publik terkait boleh tidaknya lisensi perijinan casino dan perjudian tersebut diberikan. Walau memang pihak Crown Sidney telah melayangkan permintaan perijinan, hal tersebut masih belum bisa dikabulkan untuk sementara waktu hingga mendapatkan kejelasan terkait perijinan ini. Philip Crawford selaku pimpinan dari ILGA mengatakan bahwa setidaknya ini masih harus menunggu hingga awal tahun depan untuk mendapatkan keputusan terkait perijinan itu.
Sebenarnya, yang menjadi kontroversi terkait Crown Sidney ini tidak saja sekedar tentang perijinan casino dan perjudian yang ada di dalam resort ini. Ternyata, ada juga kontroversi terkait pembangunan resort ini. Resort yang berada di distrik Barangaroo setidaknya memiliki tinggi mencapai 890 kaki, dan ini menjadikan Crown Sidney sebagai bangunan tertinggi di area tersebut. Hal ini mendapatkan perhatian karena kondisi bangunan ini tentu akan mengubah kondisi yang landskap yang ada di Sidney. Bahkan, ada banyak kritikus yang mengatakan bahwa perijinan yang telah diberikan sejak 2013 lalu ini tidak sepenuhnya mengindahkan adanya konsultasi dengan publik selaku masyarakat yang ada di lokasi tersebut.
Atas kontroversi ini, pembangunan resort ini pun sebenarnya sempat terhambat dan menghadapi berbagai tantangan. Bahkan, ada peluang pula bahwa nantinya resort Crown Sidney ini akan kehilangan sertifikat perijinannya. Hal ini karena adanya dugaan penggunaan uang untuk memuluskan proses untuk mendapatkan sertifikat dan perijinan tersebut. Dalam hal ini, Helen Coonan selaku pimpinan dari resort ini tidak menyanggah tentang adanya permainan uang dalam proses perijinan yang ada. Namun, dia menegaskan bahwa ini bukanlah sesuatu yang masuk ke ranah kriminal. Bahkan untuk mengantisipasi adanya potensi kehilangan perijinan hingga potensi untuk menjual properti ini agar terbebas dari permasalahan yang ada, James Packer selaku pemegang saham terbesar rela menjual sahamnya agar Crown Sidney tetap bisa beroperasi.